The Old Man And The Sea

Sinopsis:
The Old Man and The Sea (Lelaki Tua dan Laut) merupakan karya legendaris dari pengarang Amerika terkemuka sepanjang zaman, Ernest Miller Hemingway (1899-1961). Pada 1953, novela ini mengantar Hemingway memperoleh Hadiah Pulizer dan Award of Merit Medal for Novel dari American Academy of Letters. Setahun kemudian, 1954, novela ini mendukung Hemingway meraih Hadiah Nobel Sastra.
The Old Man and The Sea berkisah tentang Santiago, seorang nelayan tua Kuba yang melaut seorang diri demi menangkap ikan marlin raksasa. Sebelumnya, Santiago telah mencoba menangkap ikan selama 84 hari di perairan Arus Teluk dan tidak memperoleh seekor pun. Selama 40 hari pertama, ia ditemani seorang bocah bernama Manolin. Tapi, setelah selama itu tidak menghasilkan apa-apa, orangtua Manolin menarik anak mereka untuk menangkap ikan di perahu lain.
“Segala sesuatu yang ada padanya telah tampak sangat tua, kecuali matanya. Kedua matanya memiliki nuansa warna yang sama dengan warna lautan. Mata itu tampak bersinar riang serta tak tertaklukkan oleh apa pun.” (hlm. 8). Demikianlah Santiago dideskripsikan.
Mata adalah jendela jiwa, maka demikian pula jiwa Santiago. Ia memutuskan melaut lagi. Tidak peduli olok-olok sesama nelayan yang disasarkan padanya. Bukan baru kali ini puluhan hari melaut ia tidak mendapatkan apa-apa. Ia pernah melaut selama 87 hari dan tidak mendapat seekor ikan pun. Manolin yang sudah mengikutinya sejak usia 5 tahun, memang membawa keberuntungan baginya. Setelah 87 hari hampa, Manolin ikut dan mereka bisa menangkap seeekor ikan besar setiap hari selama 3 minggu. Hanya, kali ini, meski Manolin ingin ikut, Santiago menampiknya. Apalagi, ia akan pergi jauh ke tengah lautan.
Akankah Santiago berhasil mendapatkan ikan marlin raksasa pada pelayarannya yang ke-85 hari? Laut tidak sepi, bukan hanya ikan marlin yang mempertaruhkan hidup di sana. Santiago tidak hanya harus pantang menyerah membuktikan keberuntungannya kali ini, tapi mesti berhadapan dengan keganasan sejumlah hiu yang tergiur amis darah dan kerapuhan raganya sendiri.